Sabtu, 27 November 2010

RESEP MAKANAN

Cakwe


Bahan:
  • ½ kg terigu
  • 400 ml air
  • 1 sdm. baking powder
  • 2 sdt. baking soda
  • 1½ sdt. garam
  • Minyak untuk menggoreng

Cara Membuat:
  • Masukkan baking powder, baking soda dan garam ke dalam baskom lalu masukkan air dan aduk rata.  Masukkan terigu dan aduk rata.  Biarkan 15-20 menit. 
  • Ambil adonan yang dipinggir baskom lalu dipindahkan ke tengah-tengah adonan lalu biarkan lagi 15-20 menit.  Terus lakukan ini 3-4 kali sampai adonan menjadi halus dan elastis.
  • Balik adonan dan beri sedikit minyak di permukaannya supaya adonan tetap lembab.  Biarkan selama 1 jam.
  • Angkat adonan dari baskom lalu dibungkus dengan plastik dan bentuk persegi panjang.  Diamkan lagi selama 4 jam.   Kalau membuat adonan lebih dari ½ kg, potong adonan dan pisahkan setiap ½ kg lalu dibungkus plastik.
  • Buka bungkus plastik adonan.   Dengan batang kayu bulat, tekan adonan dan bentuk persegi panjang dengan lebar 6 cm dan tebalnya 15 mm.
  • Setelah itu potong adonan pipih tadi selebar 0.75 cm sampai habis.  Lalu letakkan satu potongan dengan satu potongan menjadi dua kemudian gunakan tusuk sate tekan bagian tengahnya yang memanjang.   Dengan demikian kedua potongan tadi menempel jadi satu.  Selesaikan semua potongan.
  • Panaskan minyak di wajan untuk menggoreng dengan api sedang.
  • Dengan dua tangan ambil kedua ujung potongan adonan tadi lalu tarik sampai kira-kira 20 cm (jangan sampai putus) lalu masukkan ke dalam penggorengan dan goreng sampai cakwe mengembang dan bolak-balik sampai cakwe menjadi kecoklatan.  Angkat dan hidangan bersama bubur ayam.
Catatan:  Lihat gambar di bawah untuk cara membuat potongan adonan cakwe.



Gurame Asem Manis

Bahan:
  • 1 ekor (1 kg) ikan gurame, dibersihkan dan buang isi perutnya
  • 2 sendok makan tepung kanji
  • ½ sdt. garam
  • minyak goreng secukupnya
Cara Membuat:
  • Lumuri ikan gurame yang sudah dibersihkan dengan campuran tepung kanji dan garam. Masukkan minyak secukupnya ke dalam wajan yang besar supaya seluruh ikan bisa masuk.
  • Kemudian goreng dalam minyak panas yang cukup banyaknya agar ikan tergenang dan tidak lengket di wajan.
  • Angkat ikan apabila warnanya berubah menjadi kekuning-kuningan dan dagingnya sudah matang.
Bahan untuk saus:
  • 500 gram tomat merah
  • 150 cc air
  • 1 sdm maragrine
  • 3 butir bawang merah, iris tipis
  • 2 siung bawang putih, iris tipis
  • 3 cabe merah, iris tipis memanjang
  • 4 cm jahe, iris tipis memanjang
  • 10 batang lokio
  • 1 sdt garam
  • 1 sdm gula pasir
  • 1 sdm cuka
  • 1 sdm bumbu penyedap
  • 4 sdm saus tomat botol
  • 1 sdt tepung kanji, diaduk dengan sedikit air
Cara membuat saus:
  • Seduh tomat dengan air medidih lalu diamkan sampai kulit tomat menjadi lunak. Hancurkan tomat lalu disaring dan buang ampasnya. Campur air tomat dengan 150 cc air.
  • Di dalam wajan panaskan margarine, tumis bawang merah, bawang putih, cabe merah dan jahe sampai harum lalu masukkan lokio dan air tomat. Masukkan gula, cuka dan bumbu penyedap. Tuangkan saus tomat dan masukkan cairan tepung kanji. Masak sampai mendidih dan mengental lalu diangkat.
  • Hidangkan ikan gurame goreng dengan menuangkan saus ke atasnya.
Untuk 6 orang.

Dadar Gulung

Bahan untuk kulit:
  • 150 gram tepung terigu
  • 1 butir telur, dikocok
  • ¼ sdt garam
  • 25 cc air daun suji
  • 200 cc air santan dari ½ butir kelapa
  • margarine secukupnya
Bahan untuk isi:
  • 100 cc air
  • 150 gram gula merah (jawa)
  • 1 lembar daun pandan
  • ¼ sdt garam
  • ½ butir kelapa parut
Cara membuat kulit:
  • Campur terigu, telur, garam dan air daun suji.   Aduk rata sambil dimasukkan santan sedikit demi sedikit sampai adonan menjadi halus.
  • Panaskan wajan dadar (bulat) dengan garis tengah kurang lebih 20 cm.  Olesi wajan dengan margarine (tipis).  Tuang 1-1½ sdm adonan, wajan diputar supaya adonan menutupi permukaan wajan agar rata dan tipis.  Setelah matang, sisihkan.
Cara membuat isi:
  • Aduk bahan untuk isi menjadi satu, masak sampai matang dan air menjadi habis.
  • Setelah matang, adonan isi diletakkan di tengah kulit lalu digulung.
  • Siap dihidangkan.
Untuk 12 gulung.


Bahan:
  • 200 gram tepung terigu
  • 1 sdt baking powder
  • 300 cc santan dari ¼ butir kelapa
  • 50 cc air daun suji atau pandan
  • 1 butir telur
  • ¼ sdt garam
  • Minyak sayur untuk olesan
Bahan Saus:
  • 500 cc santan dari 1 butir kelapa
  • 1 sdm gula pasir
  • 1 sdt garam
  • 1 lembar daun pandan
Wajan Serabi

Cara Membuat:
  • Campur tepung terigu dan baking powder.  Ayak, lalu letakkan ke dalam satu baskom.
  • Kocok telur dan garam sampai berbuih lalu masukkan santan dan air daun suji, aduk sampai rata.
  • Tuang adonan telur ke dalam campuran terigu dan baking powder sedikit demi sedikit, uleni sampai rata dan halus.
  • Biarkan selama 1-2 jam.
  • Panaskan wajan serabi (wajan kecil), olesi minyak.  Tuang 3-4 sdm adonan.  Tunggu sampai permukaan serabi muncul pori-pori, lalu ditutup.  Masak sampai matang.  Angkat dari wajan.  Ulang proses ini sampai adonan habis.
  • Siap dihidangkan dengan sausnya.
Cara Membuat Saus:
  • Didihkan semua bahan sambil diaduk supaya santan tidak pecah, angkat dan dinginkan.
Untuk 15-20 serabi.

GEJALA ASAM URAT



Gejala Asam Urat
·         Kesemutan dan linu
·         Nyeri terutama malam hari atau pagi hari saat bangun tidur
·         Sendi yang terkena asam urat terlihat bengkak, kemerahan, panas dan nyeri luar biasa pada malam dan pagi.

Solusi Mengatasi Asam Urat
·         Melakukan pengobatan hingga kadar asam urat kembali normal. Kadar normalnya adalah 2.4 hingga 6 untuk wanita dan 3.0 hingga 7 untuk pria.
·         Kontrol makanan yang dikonsumsi.
·         Banyak minum air putih. Dengan banyak minum air putih, kita dapat membantu membuang purin yang ada dalam tubuh.


Makanan yang Dihindari (mengandung banyak purin)
·         Lauk pauk seperti jeroan, hati, ginjal, limpa, babat, usus, paru dan otak.
·         Makanan laut seperti udang, kerang, cumi, kepiting.
·         Makanan kaleng seperi kornet dan sarden.
·         Daging, telur, kaldu atau kuah daging yang kental.
·         Kacang-kacangan seperti kacang kedelai (termasuk hasil olahannya seperti tempe, tauco, oncom, susu kedelai), kacang tanah, kacang hijau, tauge, melinjo, emping.
·         Sayuran seperti daun bayam, kangkung, daun singkong, asparagus, kembang kol, buncis.
·         Buah-buahan seperti durian, alpukat, nanas, air kelapa.
·         Minuman dan makanan yang mengandung alkohol seperti bir, wiski, anggur, tape, tuak.

Sabtu, 13 November 2010

TRANSISTOR


Transistor

Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai sebagai penguat, sebagai sirkuit pemutus dan penyambung (switching), stabilisasi tegangan, modulasi sinyal atau sebagai fungsi lainnya. Transistor dapat berfungsi semacam kran listrik, dimana berdasarkan arus inputnya (BJT) atau tegangan inputnya (FET), memungkinkan pengaliran listrik yang sangat akurat dari sirkuit sumber listriknya.
Transistor through-hole (dibandingkan dengan pita ukur sentimeter)
Pada umumnya, transistor memiliki 3 terminal. Tegangan atau arus yang dipasang di satu terminalnya mengatur arus yang lebih besar yang melalui 2 terminal lainnya. Transistor adalah komponen yang sangat penting dalam dunia elektronik modern. Dalam rangkaian analog, transistor digunakan dalam amplifier (penguat). Rangkaian analog melingkupi pengeras suara, sumber listrik stabil, dan penguat sinyal radio. Dalam rangkaian-rangkaian digital, transistor digunakan sebagai saklar berkecepatan tinggi. Beberapa transistor juga dapat dirangkai sedemikian rupa sehingga berfungsi sebagai logic gate, memori, dan komponen-komponen lainnya.
Cara kerja semikonduktor
Pada dasarnya, transistor dan tabung vakum memiliki fungsi yang serupa; keduanya mengatur jumlah aliran arus listrik.
Untuk mengerti cara kerja semikonduktor, misalkan sebuah gelas berisi air murni. Jika sepasang konduktor dimasukan kedalamnya, dan diberikan tegangan DC tepat dibawah tegangan elektrolisis (sebelum air berubah menjadi Hidrogen dan Oksigen), tidak akan ada arus mengalir karena air tidak memiliki pembawa muatan (charge carriers). Sehingga, air murni dianggap sebagai isolator. Jika sedikit garam dapur dimasukan ke dalamnya, konduksi arus akan mulai mengalir, karena sejumlah pembawa muatan bebas (mobile carriers, ion) terbentuk. Menaikan konsentrasi garam akan meningkatkan konduksi, namun tidak banyak. Garam dapur sendiri adalah non-konduktor (isolator), karena pembawa muatanya tidak bebas.
Silikon murni sendiri adalah sebuah isolator, namun jika sedikit pencemar ditambahkan, seperti Arsenik, dengan sebuah proses yang dinamakan doping, dalam jumlah yang cukup kecil sehingga tidak mengacaukan tata letak kristal silikon, Arsenik akan memberikan elektron bebas dan hasilnya memungkinkan terjadinya konduksi arus listrik. Ini karena Arsenik memiliki 5 atom di orbit terluarnya, sedangkan Silikon hanya 4. Konduksi terjadi karena pembawa muatan bebas telah ditambahkan (oleh kelebihan elektron dari Arsenik). Dalam kasus ini, sebuah Silikon tipe-n (n untuk negatif, karena pembawa muatannya adalah elektron yang bermuatan negatif) telah terbentuk.
Selain dari itu, silikon dapat dicampur dengan Boron untuk membuat semikonduktor tipe-p. Karena Boron hanya memiliki 3 elektron di orbit paling luarnya, pembawa muatan yang baru, dinamakan "lubang" (hole, pembawa muatan positif), akan terbentuk di dalam tata letak kristal silikon.
Dalam tabung hampa, pembawa muatan (elektron) akan dipancarkan oleh emisi thermionic dari sebuah katode yang dipanaskan oleh kawat filamen. Karena itu, tabung hampa tidak bisa membuat pembawa muatan positif (hole).
Dapat disimak bahwa pembawa muatan yang bermuatan sama akan saling tolak menolak, sehingga tanpa adanya gaya yang lain, pembawa-pembawa muatan ini akan terdistribusi secara merata di dalam materi semikonduktor. Namun di dalam sebuah transistor bipolar (atau diode junction) dimana sebuah semikonduktor tipe-p dan sebuah semikonduktor tipe-n dibuat dalam satu keping silikon, pembawa-pembawa muatan ini cenderung berpindah ke arah sambungan P-N tersebut (perbatasan antara semikonduktor tipe-p dan tipe-n), karena tertarik oleh muatan yang berlawanan dari seberangnya.
Kenaikan dari jumlah pencemar (doping level) akan meningkatkan konduktivitas dari materi semikonduktor, asalkan tata-letak kristal silikon tetap dipertahankan. Dalam sebuah transistor bipolar, daerah terminal emiter memiliki jumlah doping yang lebih besar dibandingkan dengan terminal basis. Rasio perbandingan antara doping emiter dan basis adalah satu dari banyak faktor yang menentukan sifat penguatan arus (current gain) dari transistor tersebut.
Jumlah doping yang diperlukan sebuah semikonduktor adalah sangat kecil, dalam ukuran satu berbanding seratus juta, dan ini menjadi kunci dalam keberhasilan semikonduktor. Dalam sebuah metal, populasi pembawa muatan adalah sangat tinggi; satu pembawa muatan untuk setiap atom. Dalam metal, untuk mengubah metal menjadi isolator, pembawa muatan harus disapu dengan memasang suatu beda tegangan. Dalam metal, tegangan ini sangat tinggi, jauh lebih tinggi dari yang mampu menghancurkannya. Namun, dalam sebuah semikonduktor hanya ada satu pembawa muatan dalam beberapa juta atom. Jumlah tegangan yang diperlukan untuk menyapu pembawa muatan dalam sejumlah besar semikonduktor dapat dicapai dengan mudah. Dengan kata lain, listrik di dalam metal adalah inkompresible (tidak bisa dimampatkan), seperti fluida. Sedangkan dalam semikonduktor, listrik bersifat seperti gas yang bisa dimampatkan. Semikonduktor dengan doping dapat dirubah menjadi isolator, sedangkan metal tidak.
Gambaran di atas menjelaskan konduksi disebabkan oleh pembawa muatan, yaitu elektron atau lubang, namun dasarnya transistor bipolar adalah aksi kegiatan dari pembawa muatan tersebut untuk menyebrangi daerah depletion zone. Depletion zone ini terbentuk karena transistor tersebut diberikan tegangan bias terbalik, oleh tegangan yang diberikan di antara basis dan emiter. Walau transistor terlihat seperti dibentuk oleh dua diode yang disambungkan, sebuah transistor sendiri tidak bisa dibuat dengan menyambungkan dua diode. Untuk membuat transistor, bagian-bagiannya harus dibuat dari sepotong kristal silikon, dengan sebuah daerah basis yang sangat tipis.
Cara kerja transistor
Dari banyak tipe-tipe transistor modern, pada awalnya ada dua tipe dasar transistor, bipolar junction transistor (BJT atau transistor bipolar) dan field-effect transistor (FET), yang masing-masing bekerja secara berbeda.
Transistor bipolar dinamakan demikian karena kanal konduksi utamanya menggunakan dua polaritas pembawa muatan: elektron dan lubang, untuk membawa arus listrik. Dalam BJT, arus listrik utama harus melewati satu daerah/lapisan pembatas dinamakan depletion zone, dan ketebalan lapisan ini dapat diatur dengan kecepatan tinggi dengan tujuan untuk mengatur aliran arus utama tersebut.
FET (juga dinamakan transistor unipolar) hanya menggunakan satu jenis pembawa muatan (elektron atau hole, tergantung dari tipe FET). Dalam FET, arus listrik utama mengalir dalam satu kanal konduksi sempit dengan depletion zone di kedua sisinya (dibandingkan dengan transistor bipolar dimana daerah Basis memotong arah arus listrik utama). Dan ketebalan dari daerah perbatasan ini dapat dirubah dengan perubahan tegangan yang diberikan, untuk mengubah ketebalan kanal konduksi tersebut. Lihat artikel untuk masing-masing tipe untuk penjelasan yang lebih lanjut.
Jenis-jenis transistor
BJT symbol PNP.svg
PNP
JFET symbol P.png
P-channel
BJT symbol NPN.svg
NPN
JFET symbol N.png
N-channel
BJT
JFET
Simbol Transistor dari Berbagai Tipe
Secara umum, transistor dapat dibeda-bedakan berdasarkan banyak kategori:
  • Materi semikonduktor: Germanium, Silikon, Gallium Arsenide
  • Kemasan fisik: Through Hole Metal, Through Hole Plastic, Surface Mount, IC, dan lain-lain
  • Tipe: UJT, BJT, JFET, IGFET (MOSFET), IGBT, HBT, MISFET, VMOSFET, MESFET, HEMT, SCR serta pengembangan dari transistor yaitu IC (Integrated Circuit) dan lain-lain.
  • Polaritas: NPN atau N-channel, PNP atau P-channel
  • Maximum kapasitas daya: Low Power, Medium Power, High Power
  • Maximum frekwensi kerja: Low, Medium, atau High Frequency, RF transistor, Microwave, dan lain-lain
  • Aplikasi: Amplifier, Saklar, General Purpose, Audio, Tegangan Tinggi, dan lain-lain
BJT
BJT (Bipolar Junction Transistor) adalah salah satu dari dua jenis transistor. Cara kerja BJT dapat dibayangkan sebagai dua dioda yang terminal positif atau negatifnya berdempet, sehingga ada tiga terminal. Ketiga terminal tersebut adalah emiter (E), kolektor (C), dan basis (B).
Perubahan arus listrik dalam jumlah kecil pada terminal basis dapat menghasilkan perubahan arus listrik dalam jumlah besar pada terminal kolektor. Prinsip inilah yang mendasari penggunaan transistor sebagai penguat elektronik. Rasio antara arus pada koletor dengan arus pada basis biasanya dilambangkan dengan β atau hFE. β biasanya berkisar sekitar 100 untuk transistor-transisor BJT.
FET
FET dibagi menjadi dua keluarga: Junction FET (JFET) dan Insulated Gate FET (IGFET) atau juga dikenal sebagai Metal Oxide Silicon (atau Semiconductor) FET (MOSFET). Berbeda dengan IGFET, terminal gate dalam JFET membentuk sebuah dioda dengan kanal (materi semikonduktor antara Source dan Drain). Secara fungsinya, ini membuat N-channel JFET menjadi sebuah versi solid-state dari tabung vakum, yang juga membentuk sebuah dioda antara grid dan katode. Dan juga, keduanya (JFET dan tabung vakum) bekerja di "depletion mode", keduanya memiliki impedansi input tinggi, dan keduanya menghantarkan arus listrik dibawah kontrol tegangan input.
FET lebih jauh lagi dibagi menjadi tipe enhancement mode dan depletion mode. Mode menandakan polaritas dari tegangan gate dibandingkan dengan source saat FET menghantarkan listrik. Jika kita ambil N-channel FET sebagai contoh: dalam depletion mode, gate adalah negatif dibandingkan dengan source, sedangkan dalam enhancement mode, gate adalah positif. Untuk kedua mode, jika tegangan gate dibuat lebih positif, aliran arus di antara source dan drain akan meningkat. Untuk P-channel FET, polaritas-polaritas semua dibalik. Sebagian besar IGFET adalah tipe enhancement mode, dan hampir semua JFET adalah tipe depletion mode.


Transistor
  BJT · UJT · HBT · IGBT
Transistor stub.svg
Penggunaan transistor dwikutub
Transistor ekakutub
  FET: MOSFET (ISFET · DNAFET) · JFET    (FREDFET · MESFET) · HEMT
Penggunaan transistor ekakutub
Gabungan transistor